Saturday 21 November 2015

Contoh Naskah Drama


Apakah kalian pernah melakukan pentas drama di sekolah atau di kelas? Yep saya yakin pasti kalian pernah kan? Tapi bagi yang belum pernah melakukan pentas drama atau lagi pusing dalam mencari ide dalam pembuatan naskah drama, kali ini saya akan memberikan contoh dari naskah drama yang pernah sukses dipentaskan di kelas XII IPS 2 SMAN 1 Praya, dan drama ini telah sukses membuat para penonton tertawa terbahak-bahak walaupun ini bukanlah naskah drama yang sempurna, tapi cukup menghibur menurut saya dan tentunya ini juga berkat para pemainnya yang mampu memberikan performa yang maksimal, langsung saja disimak naskah drama dibawah ini.

SANG NARATOR
Di sebuah negeri yang berada nun jauh di sana, terdapatlah sebuah desa Antah Berantah. Disana, hiduplah seorang Narator yang selalu menjadi “Narator” dalam setiap cerita. Ia selalu meratapi nasibnya karena keinginannya untuk menjadi Pemeran Utama tak kunjung tercapai. Walhasil, ia pun pergi ke Danau Penyesalan untuk melakukan percobaan bunuh diri. Sesampainya di Danau tersebut matahari telah terbenam dan suasana mulai gelap gulita, Narator pun berdiri di tepi Danau yang saaangat tidak dalam sama sekali. Dan mulut si Narator mulai berkomat-kamit mengucapkan mantra keluhannya.....

Narator :“Tuhan! Kenapa nasibku seperti ini, aku sudah tak sanggup lagi menjadi Narator selama hidupku.....!!kenapa Engkau tidak pernah mengabulkan do’a ku Tuhaan, tolong jawab......!!!! kumohon..... DEMI TUHAAAANN!!!!!!” sambil memukul meja 3x

Tiba – tiba, sepasang bola mata Narator terbelalak melihat seekor Putri- Oops, maksud saya, seorang Putri yang melintas dihadapannya bagaikan sekelebat bayangan putih.  Namun, alangkah kagetnya sang Narator, karena sesosok Putri yang melintas sambil tebar-tebar pesona tersebut, memiliki wajah yang sangat horror

Narator :“AAAAAAA!!! S-SIAPA KAMU!” dengan mata terbelalak sambil nunjuk si Putri “TOLOONGTOLONG SAYA NYERAH TOLOONG” sambil berteriak dan melambaikan tangannya didepan kamera
Putri      : “Sialan, kamu kira saya ini setan ya?” dengan marah2 sambil menginjak-injak Narator
Narator :“Sorry- sorry, ampun mbak ampun” sambil memohon dengan wajah memelas “maaf tadisaya kira saya lagi di acara DUNIA LAIN. Ngomong- ngomong mbak ini siapa ya??”
Putri      : “gak liat apa? Dari wajah, pakaian, bahkan body-ku yang aduhai ini kamu gak bisa nebak siapa aku ini? Perkenalkan aku adalah seorang Putri”
Narator :“hah?? Siapa???” dengan sedikit terheran
Putri      : “Perkenalkan aku adalah seorang Putri”
Narator :“HAH?! PUTRI??? Gak salah!? Dari kerajaan mana? Kok nggak pantes banget??”
Putri      : “Kurang ajar” Duakk sambil memukul wajah Narator
“Kamu harus panggil aku tuan Putri CANTIK mengerti??” sambil mengancam Narator
Narator :“ba-baik... tuan Putri yang cantueeekk...”
Putri      : “apa?”
Narator : sambil tersenyum “tuan Putri yang cantik....maksa banget” ngomong agak berbisik
Putri      : “Ngomong-ngomong kamu lagi ngapain disini wahai pemuda asing?”
Narator :“begini, saya sedang putus a.....”
Putri      : “cinta??” sahut tuan Putri
Narator :“bukan2, maksud saya putus asa karena impian saya tak kunjung tercapai”
Putri      : “oh, tak kirain putus cinta... kalau kamu putus cinta aku sih bersedia” ngomong agak berbisik
Narator : “amit-amitt....” kata Narator dalam hati
Putri      : “BTW gini aja ikutlah bersamaku ke kerajaanku disana ada seseorang yang bisa mengatasi setiap masalah tanpa solusi”
Narator : “ha? Cius? Dimana tempatnya? Tolong katakan padaku!”
Putri      :“tenang... tenang... kamu ikut denganku ke kerajaanku. Kerajaan dukun,
Orang yang akan kamu temui nanti adalah ayahandaku, si Raja dukun
Narator :“hah, buset! Kirain kamu ini Putri apaan, ternyata kamu ini Putri dukun! Cocok sekali!huahahaha...!!!” sambil tertawa terbahak-bahak
Putri      :d­­­­­­­­­engan jengkelnya Putri pun memukul wajah si Narator “jangan banyak bacot lu! Ikut saja! karena lokasinya sangat jauh, Mungkin perjalanan kita akan melalui banyak rintangan dan bahaya yang akan menghadang”
Narator : “memangnya kerajaan Dukun itu jauh ya?? Tapi kok kamu bisa nyasar disini??”
Putri:sambil tertawa cekikikan “hihihihihihi.... anda penasaran? Sama, saya juga!!”

Akhirnya, Narator dan Putri dukun pun  melakukan perjalanan yang sangat panjang dalam menempuh TKP. Dan dalam perjalanan mereka berdua mengalami banyak hambatan-hambatan yang menghadang seperti;
jurang maut...
Narator :“wah kalau jatuh bisa ko’it neh...”

sarang macan...
Narator :“ah sarangnya doang... gak takut, gak takut..”

kuburan angker...
Putri      :“atu tatut......”

perampok...
Rampok: “MINTA UANG.....!!!” teriak perampok
Narator :“GAK MAUU!!” teriaknya sambil memukuli para Perampok

Raksasa...
Narator :“gak takut.... hyaat” menghajar Raksasa

bahkan orang lagi BOKER........
Boker    : “HEI!! NGAPAIN TUH!? Kurang ajar, mau ngintip ya??” dengan mata melotot seperti mau makan orang
N+P       : “maaf-maaf, kami berdua cuma numpang lewat....”
Boker    : “SANA CEPAT!!! Ganggu aja, gak liat apa orang lagi meditasi!?”

~Peringatan* orang yang sedang Meditasi jangan diganggu~

Tak berapa lama Narator dan Putri Dukun pun tiba di kerajaan Dukun dan alangkah terkejutnya Narator melihat kerajaan Dukun tersebut....

Narator : “WOAAH, JADI INI YA? KERAJAAN DUKUN ITU!?”
Putri      :“kaget ya, sama kerajaan ku??”
Narator : “nggak biasa aja.....” dengan ekspresi yang datar
Putri      :“ayo ikuti aku, akan aku kenalkan kau pada ORTU-ku”
Sesampainya di ruangan pribadi Raja Dukun......
Putri      :“anyong haseo, papa!!!”
Eyang    : “anyong-anyong..... loh nak?? Kamu sama siapa? Pacar kamu ya?”
Putri      :“dengan wajah tersipu malu “bukan Pa, dia ini pasien.... dia lagi ada masalah, dan hanya papa satu2 nya orang yang Bisa mengabulkan permohonannya”
Eyang    : “oh silahkan duduk kalau begitu”
Narator : tanpa basa-basi “begini loh mbah Raja....”
Eyang    : Eyang pun memotong pembicaraan “stop jangan panggil saya mbah Raja, saya bukan mbah mu trus saya nggak suka terlalu formal.. nama saya adalah EYANG DUBUR, panggil saja saya Eyang atau Dubur.. terserah, yang jelas kamu pasti kemari punya permintaan kan??”
Narator : “kok tau mbah..? eh maksudnya Eyang”
Eyang    : “ya iyalah saya tau, kan Putri saya barusan bilang”
Narator : “oh iya ya, tapi apa benar Eyang bisa mengabulkan permintaan saya?”
Eyang    : dengan penuh emosi “kurang ajar !!! kamu meragukan kemampuan saya ya??”
Narator : “bu-bukan begitu...”
Eyang    : “MAMA....!!! SINI CEPAT !!! !!!!” sambil teriak
Kemudian, datanglah wanita-wanita yang merupakan istri-istri dari mbah yang datangnya beriringan...
Istri2     : “iya Sayang!” serempak
Eyang   : “ini! Kamu nggak lihat!” sambil menunjuk para istri
Istri2     :  para istri pun melambaikan tangan kepada si Narator
Narator : “wuihh busyet hebat bener cantik2 lagi, kok bisa!?”
Eyang    : “itu karena ilmuku yang paling sakti mandraguna!”
Narator : “ilmu apa itu...?”
Eyang    : “ilmu pelet...”
Narator : “Oooh begitu toh, tapi kok anak nya yang tadi kok gak ada yang mirip sama ibu2 ini?”
Eyang    : “kalo yang itu ada sedikit kesalahan teknis saat lahirnya, dia keluar pas istri saya yang ke tiga lagi mencret makanya tau sendirilah hasilnya seperti apa.... baiklah! Sekarang ikut aku ke tempat pertapaanku di ujung lorong itu.” sambil nunjuk ke sebuah lorong gelap
Narator :“oke”
Sesampainya di ruang pertapaan sang dukun...
Eyang    : “sekarang katakan yang jelas, apa permohonanmu? Mau ngegebet seseorang? atau Mau ngepet?”
Narator :“bukan, Eyang. Saya mau merubah nasib”
Eyang    : “oh gampang bisa diaturr... wani piro??”
Narator : “berapapun akan saya bayar mbah”
Eyang    : “Merubah nasib menjadi bubur? Atau merubah nasib menjadi DUBUR??”
Narator : dengan ekspresi yang agak dongkol “iiishh! Eyang mah ada-ada aja, saya Cuma minta jadi pemeran utama”
Eyang    : sambil manggut-manggut “ohh... begitu... kalau begitu tunggu sebentar saya mau ambil barang pusaka dulu”
Narator          : “baik, mbah...”
Eyang    : “nih liat barang pusaka saya sambil” memperlihatkan tongkat miliknya
Narator : “apaan tuh mbah?”
Eyang    : “ini namanya  otangkat sakti saya mendapatkannya sejak lahir”
Narator          : “wow luar binasa”
Eyang    : “okelah kalo begitu.... JIN !!!!” teriak Eyang sambil menggoyang-goyangkan otongkat sakti miliknya
Jin         : “wahahaha”
Narator : “waduh apa itu?” dengan agak terkaget
Eyang    : “jangan takut..... ini jinnya Aladdin namanya Ugo” sambil menenangkan si Narator
Jin         : “hai...”
Narator : “hai juga...”
Tanpa basa-basi Jin yang telah mengetahui tujuan atas panggilan Dinasnya pun membisikkan sesuatu ketelinga Eyang Dubur, Eyang pun ngangguk2 dan mulai berkata...
Eyang    : “tatap mata saya, jangan berkedip...!”
Narator : “mengerti mbah...” sambil ngangguk2
Eyang    : “TATAP MATA OJANN......TATAP.....TATAP...... JADI ... PEMERAN... UTAMA....   JADI...PEMERAN....UTAMAAAA....!!!!!!!”
Narator : *pingsan*


Akhirnya, permohonan si Narator pun terkabulkan dan ia sekarang menjadi seorang pemeran utama dalam sebuah cerita...

Narator : Narator pun terbangun dan agak heran “hah?... dimana aku...?” ngeliat sekeliling “apa aku sudah benar-benar menjadi pemeran utama! Hahahaha! Tapi kok badanku gatel-gatel yah?” sambil menggaruk badan yang terasa gatal
Tuntel    : tiba-tiba muncul suara yang berbunyi “Tuntel Tuntel... dek, odek, aku dapet pohon pisang nih!” sambil nyamperin si Narator
Narator :“HAH?! SIAPA KAMU!!!” terbelalak kaget “KOK KODOK BISA NGOMONG??”
Tuntel    : “e...Otek...Ini aku, sahabat mu, Tuntel!!!”
Narator :“A-APA?! TU..TUNTEL?? JANGAN2 INI CERITA TEGODEK-GODEK DAN TETUNTEL2?? KALO GITU, AKU INI ADALAHH....... AHHH TIDAAAK AKU TIDAK MAU JADI PEMERAN UTAMA DICERITA INI!!!! TIDAAAAAAAAAAAAAAAK...!!!”  teriak si Narator sambil terjatuh dan ia pun kemudian pingsan
Eyang    : “Woy woy... jangan pingsan dulu! Lu belum bayar!”

Demikianlah akhirnya sang Narator menyesali permintaannya. Itulah akibatnya kalau kita menggapai sesuatu dengan cara yang tidak halal dan tidak pernah bersyukur atas apa yang diberikan oleh Allah SWT. Makanya jangan terpedaya dengan tipu daya jin dan antek-anteknya, karena itu hanya akan merugikan dirimu sendiri.

TEGODEK-GODEK DAN TETUNTEL2 adalah sebuah cerita dongeng dari Lombok Nusa Tenggara Barat tentang persahabatan antara monyet dan kodok

2 comments :